Rabu, 13 April 2011

Hitler di benci ayahnya sendiri :D

 
Adolf Hitler (Foto: Googleimages)
Siapa yang tak kenal dengan Adolf Hitler, pria berkumis unik bak aktor Charlie Chaplin ini dikenal sebagai pemimpin Jerman di era Perang Dunia II.


Hitler dikenal dengan pribadinya yang keras, unik sekaligus kejam. Lahir di Austria pada 20 April 1889 di Gasthof zum Pommer, sebuah penginapan di Braunau am Inn, Austria, Hitler merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Ayah Hitler, Alois merupakan pegawai kantor bea cukai. Sedangkan ibunya Klara Polzl merupakan istri ketiga dari Alois.

Semasa kecilnya, kehidupan pria berkumis ini selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Terlepas dari kehidupannya keluarganya yang nomaden, Hitler kecil merupakan pelajar baik.

Namun semua itu berubah saat dirinya mengenyam sekolah menengah atas. Pada tahun pertamanya Hitler gagal naik kelas dan terpaksa mengulang. Dalam biografinya, Hitler menyatakan kegagalannya di waktu SMA itu tidak lebih sebagai upaya pemberontak kepada sang ayah yang memang dikenal tidak menyukainya.

Alois Hitler terus menanggap, putranya Adolf, sebagai pembawa sial. Karena sikapnya yang anti-sosial dan menunjukan gejala destruktif. Hitler muda memiliki keinginan menjadi seorang pelukis dibandingkan mengikuti jejak ayahnya yang bekerja sebagai petugas bea cukai. 
Namun ketika ayahnya meninggal pada 3 Januari 1903, Hitler tidak melanjutkan sekolahnya. Usia 16 tahun dia keluar dari sekolah tanpa menerima gelar apapun.

Hitler akhirnya melanjuti kehidupan di Wina, Austria, bak seorang Bohemian atau seniman jalanan sejak 1905. Namun kehidupan barunya ini didukung oleh sang ibu yang memang amat mencintainya.

Demi memuaskan dahaganya sebagai pelukis, Hitler mencoba melamar sebagai mahasiswa di Akademi Seni Wina, namun ia terus berulangkali ditolak oleh sekolah tersebut. Selama berusaha masuk ke dalam sekolah seni impiannya, Hitler mendapatkan uang warisan dari ayahnya.

Tetapi kegagalannya untuk masuk ke sekolah seni tersebut membawa hidup luntang-lantung. Pada saat ibunya Klara meninggal, hidupnya makin tidak terurus. 
Selain mengandalkan uang warisan untuk menyambung hidup, Hitler pun bekerja sebagai pembuat kartu pos dan dijual untuk mencari makan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar