Kemudian bagaimana kebijakan pemerintah Kamboja dan Thailand serta ASEAN dalam menyikapi dan menyelesaikan masalah perbatasan wilayah di Candi Preah Vihear menjadi fokus lain dari penelitian ini. Penelitian akan dilakukan di Jakarta dengan melakukan diskusi mendalam dengan para pakar yang menguasai masalah ini serta dengan Perwakilan Pemerintahan Thailand dan Kamboja di Jakarta serta dengan narasumber dari Sekretariat ASEAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang didasarkan pada studi kepustakaan dan wawancara mendalam (indepth interview) dan didukung pula dengan FGD (Focus Group Discussion) untuk menjaring informasi yang akurat dan komprehensif.
Candi di perbatasan Kamboja dan Thailand memicu konflik. Kini penduduk desa di kawasan perbatasan mengungsi, ketakutan karena Kamboja dan Thailand mengerahkan makin banyak tentara
Kini 70 persen penduduk desa sudah meninggalkan kawasan perbatasan Kamboja dan Thailand. Begitu ungkap pejabat militer Kamboja. Saat ini, lebih dari 400 tentara Thailand dan 800 tentara Kamboja ditempatkan di lembah menuju candi Preah Vihar. Keo Neang yang membangun hunian sementara di gunung dekat candi itu mengatakan bahwa lebih dari seratus keluarga sudah mengungsi dari desanya.
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengimbau agar Thailand segera menarik pulang pasukannya. Menurut Hun Sen, peningkatan jumlah pasukan Thailand telah memperburuk sengketa perbatasan antara Kamboja dan Thailand. Ia menyatakan harapannya untuk meredakan ketegangan saat pembicaraan pekan depan. Begitu tulis Hun Sen dalam suratnya kepada Perdana Menteri Thailand.
Terkait meruncingnya situasi, Perdana Menteri Thailand, Samak Sundarajev menunjuk kepada penangkapan tiga aktifis Thailand yang secara ilegal menyebrang masuk ke Kamboja. Menurut dia, penangkapan itulah yang memicu konflik. Para aktivis yang terdiri dari seorang lelaki, perempuan dan biksu itu bermaksud memrotes kepemilikan candi Preah Vihar.
Candi Preah Vihar yang dibangun oleh suku asli Kamboja, suku Khmer dan 1962 ditetapkan oleh Mahkamah Internasional Den Haag sebagai milik Kamboja. Namun menurut arkeolog Thailand, Srisakra Valibhotama, “sebenarnya Ini bukan tanah siapa-siapa. Tak ada yang memilikinya, wilayah ini bukan milik Kamboja dan bukan pula milik Thailand. Perbatasan antara kedua negara itu dibuat secara sembarangan pada zaman kolonial Perancis. Memang candinya dibuat oleh seorang raja Kamboja, tapi dalam sejarah ini merupakan tempat suci bagi seluruh masyarakat kawasan ini. Orang-orang datang dari mana-mana untuk beribadah dan menghormati para dewa.”
Jalan terbaik dan termudah untuk mencapai Candi Preah Vihar berada di wilayah Thailand. Selama ini, sengketa mengenai batas negara antara Kamboja dan Thailand tidak banyak dibicarakan.
Kedua negara saling melemparkan tuduhan melakukan pelanggaran wilayah pihak lain dalam sengketa atas tanah dekat paling tidak tiga kuil kuno di sepanjang perbatasan kedua negara.
Paling tidak seorang tentara Kamboja dan dua tentara Thailand cedera ketika satuan-satuan itu terlibat baku tembak singkat 3 Oktober dekat kuil Preah Vihear.
Dua tentara Thailand lainnya juga cedera parah pekan lalu setelah menginjak sebuah ranjau dekat reruntuhan kuil itu.
Perundingan untuk menarik pasukan dari sekitar kuil Preah Vihear juga ditunda akhri Agustus di tengah-tengah konflik politik di Thailand.
Ketegangan meningkat Juli setelah kuil Preah Vihear Khmer diberikan status warisan dunia oleh badan kebudayaan PBB UNESCO, yang menimbulkan kemarahan kaum nasionalis di Thailand yang masih mengklaim kepemilikan lokasi itu.
Ketegangan-ketegangan itu berubah menjadi konfrontasi militer di mana sekitar 1.000 tentara Kamboja dan Thailand saling berhadapan selama enam minggu.
Kedua negara sepakat untuk menarik pasukan pertengahan Agustus, yang menyisakan beberapa tentara yang ditempatkan dekat kuil itu. Akan tetapi, banyak bagian dari perbatasan Kamboja-Thailand tetap jadi sengketa, dan lambatnya pembersihan ranjau menunda demarkasi perbatasan itu.
Pengadilan Mahkamah Internasional tahun 1962 memutuskan bahwa candi tersebut merupakan hak Kamboja. Namun wilayah di sekitar kompleks candi masih jadi bahan rebutan dengan tetangga Kamboja, Thailand.
Masing-masing melempar tuduhan telah melanggar wilayah kedaulatan tetangganya. “Masalahnya kini bukanlah menarik atau tidak menarik pasukan,” kata Sompong. Itu adalah wilayah kami. Bagaimana bisa mereka bilang itu wilayah mereka?” lanjut Sompong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar