Minggu, 01 Mei 2011

Pemindahan Jenasah Lenin Jadi Komoditas Politik di Rusia


Jenasah Vladimir Lenin
Jenasah Vladimir Lenin



[MOSKWA] Hampir satu abad setelah kematiannya, jenasah pemimpin komunis Vladimir Lenin masih disimpan di dalam ruang kaca di Lapangan Merah. Rusia terus mengawetkan mayat Lenin dengan upaya modernisasi termutakhir.

Ide kontroversi untuk menguburkan Lenin sudah menjadi sebuah isu permanen dalam politik Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Tetapi sejauh ini tidak ada satu orang pun yang ingin mengambil langkah pasti yang dramatis terkait nasib jenasah Lenin yang memperkenalkan komunisme di Uni Soviet dan seremnya kamp kematian Gulag.

Sementara Rusia sedang menghadirkan wajah baru yang lebih modern di bawah Presiden Dmitry Medvedev, puluhan ribu orang Rusia setiap tahun masih datang untuk melihat jenasah pendiri komunis di Uni Soviet yang masih diawetkan itu.

Padahal para petinggi Partai yang berkuasa di Rusia, Partai Persatuan Rusia yang ada di parlemen hasil pemilu 2007 lalu mengusulkan agar jenasah Lenin dikuburkan di samping ibunya di Saint Petersburg. “Saya tidak melihat sesuatu yang luar biasa terkait cara penguburannya (Lenin),” kata anggota parlemen dari Partai Persatuan Rusia Vladimir Medinsky kepada AFP. Dia berpendapat bahwa penguburan di Saint Petersburg adalah keinginan keluarga Lenin.

Persatuan Rusia sudah membuat sebuah website khusus dengan alamat www.goodbyelenin.ru yang dibuat setelah kemedi Jerman pada 2003 tentang jatuhnya tembok Berlin. Dua pertiga responden survei dalam situs itu menginginkan agar jenasah Lenin dipindahkan dari Lapangan Merah.

Meskipun jajak pendapat itu bersifat informal, tetapi hasilnya juga dibenarkan oleh sebuah studi lain yang dilakukan Levada Centre yang menunjukkan bahwa 56 persen responden menginginkan jenasah Lenin dipindahkan dari tempat publik, Lapangan Merah.

“Sejauh yang saya tahu, tidak ada keputusan yang dicapai terkait masalah ini dan belum ada orang yang datang secara resmi untuk mengusulkan itu,” kata kepala rumah tangga Kremlin, Viktor Khrekov.

Sedangkan para analis mengatakan, isu ini tidak seseksi 10 tahun lalu, tetapi pejabat pemerintah masih memainkan isu penguburan Lenin ini untuk menggaet suara dari pada pemilih muda negara itu yang tidak banyak mengalami masa-masa ketika Rusia masih menjadi Uni Soviet.

“Ini menjadi debat yang kekal untuk menyatukan para pemilih non komunis,” kata Andrei Ryabov dari Carnegie Moscow Centre.

Lenin atau bukan Lenin, kelompok kiri  bekas negara komunis itu kehilangan anggota dari tahun ke tahun. Mereka tidak mampu menggaet para pemilih muda. Partai Komunis Rusia hanya meraih 11,57 persen suara pada pemilu parlemen 2007 dan kandidat mereka pada pemilu presiden 2008, Gennady Zyuganov hanya meraih 17,72 persen suara.

Tetapi kelompok yang liberal masuk ke sebuah perdebatan yang lebih jauh. Mereka berpendapat, diktator Soviet Joseph Stalin yang jenasahnya juga berada bersama jenasah Lenin, juga harus dipindahkan dari tempat itu demi kehormatan istana Kremlin. “Kami mengusulkan semua simbo Soviet ini harus dipindahkan,” kata Lyudmila Alexeyeva (82 tahun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar