Rabu, 13 April 2011

invasi dari Seoul ke pusan

Tentara PBB di Korea
Tentara PBB di Korea
Kolonel Lee Hak Ku, Perwira operasi Korps II dari Inmun Gun atau Tantara Rakyat Korea Utara harus bekerja keras. Karena sejak 15 Juni 1950, sebagian besar divisi regular Korut telah digerakkan dari tempat masing-masing menuju posisi barn di sepanjang perbatasan garis Lintang ke-38, yang membelah Semenanjung Korea menjadi dua negara. Kolonel senior ini sibuk mengatur penempatan pasukan di lapangan maupun merampungkan pekerjaan administrasi yang menumpuk. Baru pads sabtu 24 Juni, ketika hari mulai gelap, Kolonel Lee dapat sedikit santai menikmati rokoknya. Sementara itu Panglima Inman Gun, Jenderal  Choi Yong Gun beserta stafnya juga lega atas keberhasilan pemindahan besar-besaran tentaranya secara diam-diam.

SELURUH pasukan yang dialihkan itu tak kurang dari tujuh divisi infanteri yang terdiri dari 90.000 personel (dari 138.000 tentara Korut), ditambah tiga divisi cadangan, satu brigade tank T,4 buatan Rusia, satu resimen pasukan bersepeda motor, satu resimen infanteri berdiri sendiri, dan lima brigade Bo An Dae atau pasukan penjaga perbatasan. Mereka didukung satuan senjata berat, baik meriam, howitzer, mortir clan sebagainya. Lebih ke belakang, pesawat tempur Yak dan pengebom-tempur Ilyushin disiapkan di pangkalan masing-masing. Para prajurit diberitahu bahwa mereka akan melakukan latihan perang, namun para perwira inti sudah paham bahwa yang bakal terjadi adalah perang betul.
Pada 22 Juni, keluar perintah operasi agar pasukan dari Divisi ke-1, ke-2, ke-3, dan ke-4 mengarahkan serangan ke koridor Uijongbu yang langsung menuju ibukota Korea Selatan, Seoul. Sebagai pembuka serangan adalah pasukan tank. Sedangkan divisi lainnya bergerak di wilayah timur. Sabtu malam 24 Juni, Kolonel Lee di posnya merokok terus seraya mendengarkan bunyi hujan yang mengguyur kawasan sekitarnva. la sulit memejamkan matanya yang sudah yang sudah memerah, karena tahu apa yang bakal terjadi dalam beberapa jam mendatang. Sampai memasuki subuh Minggu 25 Juni, gerimis masih jatuh dari langit.
dalam suasana serba dingin dan basah, tepat pukul 04.00 semua meria dan senjata berat lain yang disiapkan Inmun Gun, tiba-tiba bergemuruh, menghujani posisi Korsel dengan tembakan tanpa henti. Bunyi dentuman meriam dan ledakan peluru saling bersahut-sahutan. Tentara Korsel yang kebanyakan masih lelap dalam tidur, kaget dan berantakan memperoleh serangan tak dinyana ini. Pendadakan Korut ini memang berhasil karena pemindahan tentaranya ke perbatasan tidak pernah terdeteksi oleh Korsel maupun AS yang memiliki cukup banyak penasihat militer di Korsel. (Pada saat invasi dimulai pukul 04.00 Minggu 25 Juni waktu setempat, maka di Washington DC masih hari Sabtu 24 Juni pukul 15.00 sore).
Setelah hujan tembakan senjata berat mereda, Lee Hak Ku berkata, “Manzai”. Kata ini diulangi oleh para stafnya. Maka tank-tank pun mulai menderum, menggelinding maju, rantainya mencipratkan lumpur ke mana-mana, namun dengan mudahnya meluncur di tanah yang basah dan penuh genangan air. Di belakang tank-tank, pasukan infanteri dengan seragam coklat kekuningan berhamburan seraya berteriak-teriak mengobarkan semangat. Mereka cepat bergerak ke selatan, menyeberangi garis perbatasan.
Tank-tank Sekutu membalas serangan Korut setelah pads awal perang, pasukan AS dan Korsel dipukul mundur dari kawasan Chorwon. Ribuan peluru meriam Howitzer dan artileri ditembakkan oleh satuan 936th Field Artillery Battalion dalam operasi serbuan yang berlangsung sepanjang hari
Tank-tank Sekutu membalas serangan Korut setelah pada awal perang, pasukan AS dan Korsel dipukul mundur dari kawasan Chorwon. Ribuan peluru meriam Howitzer dan artileri ditembakkan oleh satuan 936th Field Artillery Battalion dalam operasi serbuan yang berlangsung sepanjang hari
Minggu 25 Juni 1950
Serangan utama tentara Korut adalah ke Lembah Ch’orwon yang menuju ke koridor Uijongbu, gerbang utama ke Seoul. Divisi ke-7 yang merupakan kekuatan satu-satunya Korsel di kawasan ini, langsung merasakan hantaman musuh. Sekitar pukul 08.30 seorang penviranva menghubungi Kementerian Pertahanan di Seoul via radio, meminta bantuan segera karena musuh terns merangsek maju, sulit ditahan. Apalagi pasukan Korsel tidak dilengkapi senjata anti-tank. Karena …..(BERSAMBUNG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar