Pada tanggal 28 Juni 1957 di kota Jeddah) adalah pendiri Al Qaeda.
Dilahirkan  di Jeddah, Arab Saudi, kawasan pantai Laut Merah. Usamah adalah anak  ke-17 dari 52 bersaudara. Ayahandanya yang bernama Muhammad bin Ladin,  adalah seorang petani miskin dari Yaman yang kemudian bermigrasi ke Arab  Saudi setelah Perang Dunia II). Di tempat yang baru ini Muhammad bin  Ladin memulai dengan usahanya yang baru bergerak dalam bidang bisnis  pembangunan. Pada akhirnya ia memenangkan banyak kontrak bagi  pembangunan masjid-masjid dan istana-istana yang sangat bernilai dari  pemerintah Arab Saudi. Oleh karena itu ia telah mengembangkan tali  persahabatan yang sangat akrab dengan keluarga Kerajaan Saudi.
Muhammad  bin Ladin kemudian telah menjadi salah seorang yang paling kaya di Arab  Saudi, yang diperkirakan memiliki keuntungan miliaran dolar Amerika  Serikat. Dari keuntungannya ini diperkirakan Muhammad bin Ladin memiliki  saham sebesar hampir 300 miliar dolar Amerika.
Ketika berusia  pemuda-remaja, Usamah bin Ladin telah bergabung dengan gerakan  Konservatif-Baru (Ultrakonservatif), sebuah gerakan politik dalam agama  Islam yang sebagian mengadopsi sebagiannya pemahaman salaf (paham  pemurnian agama para ulama saudi) tetapi kurang mendapat dukungan dari  para ulama; dan ia pernah masuk kedalam dinas kepolisian yang menegakkan  hukum-hukum syariah. Usamah menjadi mahasiswa pada Universitas King  Abdul Aziz di Jeddah, di mana ia berguru pada salah satu dari antara  gurunya, yakni Sheikh Abdullah Azzam. Guru Abdullah Azzam inilah yang  kemudian diketahui sebagai tokoh utama yang memainkan peran memobilisasi  dukungan bangsa Arab bagi kaum Mujahidin yang berperang melawan  pendudukan Uni Soviet atas Afganistan. Usamah bin Ladin lulus  menyelesaikan studinya dan diwisuda sarjana tahun 1979 dalam bidang  Ekonomi dan Manajemen.
etelah Revolusi Rusia pada awal tahun  1919, pemerintah Uni Soviet memberi bantuan terhadap Afganistan dalam  bentuk jutaan Rubel emas, senjata ringan, amunisi, dan sedikit pesawat  untuk membantu orang Afganistan melawan Inggris.
Pada tahun 1924,  Uni Soviet kembali memberikan bantuan militer kepada Afganistan. Mereka  memberi orang Afganistan bantuan persenjataan, pesawat tempur dan juga  pelatihan di Tashkent untuk pelatihan petugas. Kerjasama militer antara  Soviet-Afganistan dimulai pada tahun 1956, di mana kedua negara  menandatangani perjanjian. Menteri Pertahanan Soviet kini bertanggung  jawab untuk melatih semua opsir militer Afganistan.
Pada tahun  1972, lebih 100 konsultan dan spesialis tekhnik Soviet dikirim ke  Afganistan untuk melatih pasukan Afganistan. Pada Mei 1978, pemerintah  Soviet menandatangani perjanjian internasional lainnya, mengirim 400  penasehat militer Soviet ke Afganistan.
Pada bulan Desember tahun  1978, Moskwa dan Kabul mendistribusikan pasukan untuk membantu  Afganistan atas permintaan Afganistan. Bantuan Militer Soviet meningkat  dan rezim Partai Demokrasi Rakyat Afganistan tergantung pada peralatan  militer dan penasehat militer Soviet.
Dengan Afganistan dalam  kondisi yang mengerikan selama negara diserang oleh berbagai  pemberontakan, Uni Soviet mendistribusikan pasukan dengan mengirim  pasukan ke-40 atas permintaan pasukan Afganistan. Pasukan ke-40, di mana  di bawah komando Marshal Sergei Sokolov, terdiri dari 3 divisi angkatan  bersenjata, satu divisi pasukan payung, satu brigade penyerang. Jika  dijumlahkan, pasukan Soviet meliputi sekitar 1.800 T-62, 80.000 pasukan  dan 2.000 kendaraan tempur lapis baja.
Pemerintah Afganistan  meminta agar pemerintah Soviet memasukan pasukan Soviet di Afganistan  saat musim semi dan musim panas tahun 1979. Mereka meminta pasukan  Soviet untuk menyediakan keamanan dan meningkatkan efektivitas  pertarungan melawan Mujahidin. 14 April, Pemerintah Afganistan meminta  Uni Soviet mengirim 15 sampai 20 helikopter dengan awaknya ke  Afganistan, dan pada 16 Juni, pemerintah Soviet merespon dan mengirim  tank, BMP, dan awak untuk menjaga pemerintah Afganistan di Kabul dan  untuk mengamankan lapangan udara Bagram dan Shindand.
Dalam  merespon permintaan ini, 1 batalion pasukan payung, dikomando oleh  Kolonel A. Lomakin, tiba di lapangan udara Bagram pada tanggal 7 Juli  1979. Mereka tiba tanpa alat pertempuran mereka, menyamar sebagai  spesialis tekhnik. Mereka adalah penjaga pribadi Taraki. Prajurit payung  telah diarahkan menuju penasehat militer senior Soviet dan tidak ikut  campur dalam politik Afganistan.
Setelah 1 bulan, permintaan DRA  tidak lagi untuk kru individual dan subunit, tapi adalah regimen dan  pasukan yang lebih besar. Pada tanggal 19 Juli 1979, pemerintah  Afganistan meminta agar 2 divisi pasukan penembak dikirim ke Afganistan.  Sehari setelah itu, mereka meminta 1 divisi pasukan payung untuk  penjumlahan permintaan awal. Mereka mengulangi permintaan dan berbeda  dengan permintaan itu atas bulan selanjutnya Desember 1979. Walapun  begitu, pemerintah Soviet tidak terburu-buru untuk menyelesaikan  permintaan ini.
Pada bulan Juni tahun 1975, kelompok militan dari  Partai Jamiat Islami berusaha menjatuhkan Pemerintahan Daoud. Mereka  memulai pergerakan mereka di Lembah Panjshir, 100 kilometer di utara  Kabul, dan di beberapa provinsi lainnya. Meskipun begitu, pemerintah  dapat meredakan kekacauan dan perubahan porsi besar dari kekacauan  meminta pengungsi di Pakistan saat mereka menikmati bantuan Pemerintah  Zulfikar Ali Bhutto, yang diketahui oleh kebangkitan Daoud atas isu  Pashtun.
Pemberontakan yang sesungguhnya dimulai tahun 1978,  setelah Pemerintahan Taraki memulai serangkaian reformasi ditujukan pada  "penumbangan feodalisme" di komunitas Afganistan. Reformasi ini  memperkenalkan beberapa perubahan, tapi mereka dipaksakan dengan cara  kebrutalan. Komunitas pedesaan Afganistan masih sangat tradisional, dan  perubahan lokal telah merusak komunitas; selain itu reformasi pendidikan  dan kebebasan wanita pun dianggap sebagai serangan melawan Islam. Maka  dari itu, reaksi melawan reformasi tersebut adalah kekacauan, sebagian  besar mengadakan pemberontakan. Revolusi dimulai bulan Oktober bersama  dengan orang Nuristan dari Lembah Kunar, dan dengan cepat menyebar di  antara etnis lainnya, termasuk suku Pashtun. Pasukan Afghanistan  terserang wabah dengan pembelotan dan moral yang kecil dan terbukti  sepenuhnya tidak mampu mengatasi kekacauan. Saat musim semi tahun 1979,  24 dari 28 provinsi telah menderita akibat kekacauan dan pemberontakan.  Pemberontakan mulai mengambil bagian di kota, bulan Maret tahun 1979 di  Herat. Pasukan Afganistan yang dipimpin oleh Ismail Khan memberontak dan  dibunuh besar-besaran kira-kira 100 penasehat Soviet. Partai Demokrasi  Rakyat Afganistan membalas dengan melancarkan kampanye bombardmen yang  membunuh 24.000 penduduk dalam satu kota.
Pada bulan Mei tahun  1978, pemberontak membangun benteng pertama mereka di Pakistan untuk  melatih pasukan untuk pertempuran di Afganistan.
Seperti  pergerakan anti-komunis lainnya pada waktu itu, pemberontakan dengan  cepat mendapat bantuan dari Amerika Serikat. Seperti yang dinyatakan  oleh pemimpin CIA yang sebelumnya dan Sekretaris Pertahanan sebelumnya,  Robert Gates, di riwayat hidupnya "From the Shadows", Badan Intelegen  Amerika Serikat mulai membantu faksi yang melawan pemerintah 6 bulan  sebelum pasukan Soviet datang. Pada tanggal 3 Juli 1979, Presiden  Amerika Jimmy Carter menandatangani bahwa CIA diberi kekuasaan untuk  menyebar operasi propaganda melawan rezim revolusi.
Penasehat  Zbigniew Brzezinski menyatakan "Menurut sejarah, bantuan CIA kepada  Mujahidin dimulai pada tahun 1980, dijaga sampai sekarang, setelah  pasukan Soviet menyerbu Afganistan, 24 Desember 1979. Tapi kenyataan  dirahasiakan sampai sekarang." Brzezinski sendiri memainkan peran  fundamental dalam merakit kebijakan Amerika Serkat, di mana tidak  diketahui oleh Mujahidin, adalah bagian dari strategi yang lebih besar  "untuk membujuk inteversi militer Uni Soviet." Tahun 1998 saat wawancara  dengan Le Nouvel Observateur, Brzezinski menyatakan lagi
Operasi  rahasia itu adalah ide yang sangat bagus. Ide itu memiliki pengaruh  atas penarikan pasukan Uni Soviet menuju perangkap Afganistan... Hari di  mana Soviet menyebrang perbatasan, saya menulis kepada Presiden Carter.  Kita sekarang punya kesempatan memberikan Uni Soviet Perang Vietnamnya.
Pasukan  Soviet telah memasuki Afganistan dengan membawa 3 divisi pasukan tembak  (termasuk Divisi Pasukan Tembak ke-201), 1 Regimen Pasukan Penembak  tersendiri, 1 Divisi Pasukan Payung, Brigadir Angkatan Udara ke-56, dan 1  Regimen Pasukan Payung tersendiri.
Selama distribusi pasukan,  Pasukan Uni Soviet tidak dapat membuat kekuasaan diluar Kabul, karena  sebanyak 80% pedesaan masih lolos dari kontrol pemerintah. Karena itu  terdapat misi yang bertujuan untuk mempertahankan Kota dan  instalasi-instalasinya, dan melakukan ekspansi untuk menghancurkan  mujahidin yang anti-komunis, terutama menggunakan pasukan cadangan Uni  Soviet.
Militer melaporkan kesulitan pasukan Uni Soviet untuk  bertempur di daerah pegunungan. Pasukan Soviet tidak terbiasa dengan  pertempuran yang tidak ada pelatihan melawan pemberontakan, dan senjata,  juga peralatan militer mereka, terutama tank dan mobil-mobil perang.  Artileri berat banyak dipakai dalam melawan pasukan pemberontak.
Uni  Soviet menggunakan helikopter (termasuk Mil Mi-24) sebagai serangan  udara utama mereka, di mana dihargai sebagai helikopter terhebat di  dunia, didukung oleh pesawat serang darat, pesawat pengebom, pasukan  angkatan darat dan pasukan khusus.
Ketidaksanggupan Uni Soviet  untuk memecahkan jalan buntu dalam militer, memperoleh beberapa  pendukung Afganistan, dengan membangun kembali Pasukan Afganistan,  membutuhkan ditingkatkannya penggunaan langsung dari pasukan itu sendiri  untuk melawan pemberontak. Pasukan Soviet lebih sering menemukan diri  mereka bertarung melawan rakyat sipil karena taktik dari para  pemberontak. Mereka melakukan kesalahan yang sama dengan Amerika Serikat  pada saat terjadinya Perang Vietnam dengan memenangi hampir semua  pertempuran, namun gagal untuk menguasai pedesaan.
Presiden  Amerika Serikat Jimmy Carter menyatakan bahwa serbuan Uni Soviet adalah  "ancaman paling serius sejak Perang Dunia II." Carter nantinya  mengembargo pengiriman bahan keperluan seperti butir padi dan teknologi  tinggi untuk Uni Soviet dari Amerika Serikat. Meningkatnya ketegangan,  seperti kegelisahan di barat tentang pasukan Uni Soviet yang banyak  sekali jumlahnya yang dekat dengan daerah yang kaya minyak di teluk, dan  berhasil mengakhiri détente.
Respon diplomatik internasional  sangat hebat, dengan adanya Boikot Olimpiade Musim Panas tahun 1980 di  Moskwa. Invasi, dengan kejadian yang lain, seperti revolusi di Iran dan  sandera Amerika Serikat yang mengikutinya, Perang Iran-Irak, Israel  menyerang Lebanon, meningkatnya ketegangan antara Pakistan dan India,  dan berkembangnya teroris anti Barat di Timur Tengah, turut menyebabkan  Timur Tengah menjadi daerah yang paling kacau dan bergolak selama tahun  1980.
Pemerintahan Babrak Karmal kurang mendapat dukungan  internasional pada awalnya. Aksi oleh PBB sangat tidak mungkin karena  Soviet memiliki hak veto, namun Majelis Umum PBB tetap melewati resolusi  melawan pendudukan Uni Soviet. Menteri Luar Negeri Organisasi  Konferensi Islam menyesalkan masuknya Uni Soviet ke Afganistan dan  menuntut mundurnya pasukan Soviet dari Afganistan pada pertemuan darurat  di Islamabad yang digelar pada tanggal 10 Januari–14 Januari 1980. 18  dari 18 orang di Majelis Umum PBB pun memilih untuk sebuah resolusi  (A/ES-6/2, GA/6172) di mana meminta agar Uni Soviet menarik semua  pasukannya dari Afganistan untuk membiarkan orang-orangnya memilih  takdir mereka sendiri dan tanpa ikut campur negara lain." Namun,  resolusi ini ditolak oleh Leonid Brezhnev dan pemimpin Soviet lainnya  karena mereka melakukan pertemuan internal yang sah di Afganistan di  mana pertemuan seperti itu dipersilahkan dalam Pasal 51 Piagam PBB.  Mereka mengklaim hanya pemerintah Afganistan yang mempunyai hak untuk  mengatur status Pasukan Soviet. Posisi ini dilihat sebagai posisi  bermuka dua oleh orang yang tidak suka dengan invasi ini bahwa tidak  mungkin Amin mengatur agar dirinya dieksekusi, dan beberapa juga  mengklaim kalau Afganistan merupakan Negara Boneka dari Uni Soviet.  Gerakan Non-Blok dengan tajam terpecah di antara negara yang percaya  bahwa pengiriman pasukan Soviet legal dan lainnya menyatakan bahwa  pengiriman itu adalah invasi yang ilegal.
Petengahan tahun 1980,  Pergerakan Perlawanan Afganistan mau menerima bantuan dari Amerika  Serikat, Inggris, Republik Rakyat Cina, Arab Saudi, Pakistan, dan  lain-lain. Jadi, gerilyawan Afganistan telah dilengkapi dengan senjata  dan dana, kebanyakan gerilyawan itu telah dilatih oleh Amerika Serikat  dan Pakistan. Amerika Serikat melihat konflik di Afganistan adalahbagian  dari perjuangan Perang Dingin, dan CIA menyediakan bantuan untuk  pasukan Anti-Soviet melalui ISI Pakistan, dalam program yang disebut  Operasi Taufan.
Pergerakan yang sama terjadi di dunia Muslim,  membawa kesatuan yang dipanggil Arab Afganistan (dikatakan oleh Presiden  Amerika Serikat, Ronald Reagan sebagai "pejuang kebebasan"), pejuang  luar negeri direkruit dari Dunia Muslim untuk melaksanakan jihad melawan  komunis. Dicatat kalau di antara mereka, ada seorang anak muda Arab  Saudi bernama Osama bin Laden, di mana grup Arab ang ikut dalam  Al-Qaeda. Pemerintah Amerika Serikat mempertahankan bantuannya kepada  Mujahidin, dan parsitipasi Osama Bin Laden dalam konflik ini tidak ikut  dalam program CIA. Program Amerika Serikat membuat sistem keuangan yang  mirip muncul di Dunia Muslim Arab. Donasi Amerika Serikat adalah FIM-92  Stinger, misil anti serangan udara systems, yang meningkatkan jumlah  kehilangan pesawat Uni Soviet. Namun, banyak komandan lapangan, termasuk  Ahmad Shah Massoud, menyatakan kalau dampaknya lebih besar. Juga, saat  para pemberontak dapat menembak pendaratan pesawat dan lepas landasnya  pesawat dari lapangan udara, anti misil Flare, keefesiennya terbatas.
Pemimpin  Mujahidin memperhatikan operasi sabotase. Banyak sekali aksi-aksi  sabotase seperti merusak jalur pipa, merusak stasiun radio, mengebom  kantor pemerintah, hotel, bioskop, dan lain-lain. Dari tahun 1985 sampai  1987, lebih dari 1800 aksi terorisme terjadi. Di daerah perbatasan  dengan Pakistan, Mujahidin menembakan 800 roket setiap hari. Di antara  April 1985 dan Januari 1987, mereka membawa lebih dari 23.500 serangan  amunisi dan dengan target pemerintah. Mujahidin menyelidiki posisi  penembakan di mana mereka normalnya berlokasi di dekat desa sampai jarak  dari pos artileri Soviet. Mereka menaruh orang-orang pedesaan dalam  bahaya kematian karena pembalasan dendam Soviet. Mujahidin menggunakan  ranjau darat secara besar-besaran, mereka akan memperoleh layanan dari  penduduk lokal dan termasuk anak-anak.
Mereka juga berkonsentrasi  dalam menghancurkan jembatan, menutup jalan, menghancurkan konvoy,  mengganggu jaringan listrik dan industri, dan menyerang pos polisi dan  instalasi militer Soviet dan lapangan udara. Mereka membunuh pejabat  negeri dan anggota Partai Demokrasi Rakyat Afganistan. Mereka menyerang  pos kecil. Pada Maret 1982, sebuah bom meledak di departemen pendidikan,  menghancurkan beberapa bangunan. Di bulan yang sama, sebuah kekuatan  besar gagal menggelapkan Kabul saat menara tinggi di pusat listrik  Naghlu meledak. Pada Juni 1982, sekitar 1.000 anggota partai muda  dikirim untuk bekerja di lembah Panjshir di mana mereka disergap sekitar  20 mil dari Kabul, dengan besarnya jiwa yang hilang. Pada tanggal 4  September 1985, pemberontak menembak sebuah pesawat domestik Bakhtar  Airlanes saat pesawat itu lepas landas dari Bandara Kandahar, membunuh  52 orang yang naik di pesawat tersebut.
Grup Mujahidin mempunyai  sekitar 3 sampai 5 anggota per grup. Setelah mereka menerima misi untuk  membunuh seorang anggota pemerintah, mereka mempersibuk diri mereka  dengan mempelajari latar belakang kehidupannya dan memilih hal untuk  menyelesaikan misi mereka. Mereka mencoba menembak mobilm menaruh ranjau  di rumah-rumah atau beberapa tempat, menggunakan racun, atau  menggunakan bahan peledak di sarana transportasi.
ISI Pakistan  dan SSG ikut aktif dalam keikutsertaannya dalam konflik ini dalam  kooperasi dengan CIA yang mendukung perlawanan mujahidin terhadap Uni  Soviet.
Pada bulan Mei tahun 1985, 7 pemimpin organisasi  pemberontakan membentuk Persekutuan 7 Mujahidin untuk mengkoordinasi  operasi militer mereka terhadap pasukan Uni Soviet. Pada tahun 1985,  grup ini aktif di dan di sekitar Kabul, menembakan serangan roket dan  membuat operasi melawan pemerintahan komunis.
Pada pertengahan tahun 1987, Uni Soviet mengumumkan bahwa mereka akan menarik mundur pasukannya.
Sibghatullah  Mojaddedi dipilih sebagai kepala pemerintahan sementara Afganistan,  dengan tujuan untuk menegaskan kembali legistimasinya melawan rezim  Kabul yang disponsori Moskwa. Mojaddedi, sebagai kepala pemerintah  sementara Afganistan, bertemu dengan Presiden Amerika Serikat George  H.W. Bush, memperoleh kemenangan diplomatik untuk perlawanan Afganistan.
Ditaklukannya  pemerintah Kabul adalah solusi mereka untuk perdamaian. Kepercayaan  ini, ditajamkan oleh rasa tidak percaya PBB, pada hakekatnya dijamin  penolakan mereka untuk menerima kompromi politik.
Distribusi  pasukan Soviet di Afganistan menghalangi keinginan Pakistan untuk  mendominasi Afganistan. Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter telah  menerima bahwa agresi Soviet tidak bisa dilihat sebagai kejadian yang  terisolasi, tapi harus ditangani seperti peringatan di daerah Teluk  Persia.
Setelah distribusi pasukan Soviet, Jendral diktator  militer Pakistan, Muhammad Zia-ul-Haq memulai menerima bantuan finansial  dari kekuatan barat untuk membantu Mujahidin. Amerika Serikat, Inggris,  dan Arab Saudi menjadi kontributor finansial kepada Jendral Zia, di  mana sebagai pemimpin dari Negara yang bertetangga dengan Afganistan,  membantu dengan membuat pemberontak Afganistan dilatih dengan baik dan  memiliki dana yang cukup.
ISI Pakistan dan SSG menjadi lebih  aktif ikut serta dalam konflik dengan Uni Soviet. Setelah Ronald Reagan  menjadi Presiden Amerika Serikat tahun 1981, bantuan terhadap Mujahidin  melalu Jendral Zia meningkat. Untuk pembalasan dendam, KHAD, di bawah  pemimpin Afganistan Mohammad Najibullah, mengirim (menurut Mitrokhin dan  sumber lainnya) operasi yang besar melawan Pakistan, di mana juga  menderita karena pemasukan senjata dan obat dari Afganistan. Pada tahun  1980, sebagai negara garis depan dalam perlawanan anti-Soviet, Pakistan  menerima bantuan dari Amerika Serikat dan mengambil jutaan pengungsi  Afganistan (paling banyak orang Pashtun) melarikan dari dari pendudukan  Soviet. Meskipun pengungsi itu mengontrol provinsi terbesar Pakistan,  Balochistan, pengungsian dari banyak sekali pengungsi - dipercaya  sebagai populasi pengungsi terbesar di Dunia
Alasan utama bahwa  tidak ada konsolidasi nasional karena Karmal berharap untuk melanjutkan  kekuasaannya di Kabul dengan bantuan kami.
Pada bulan November  tahun 1986, Mohammad Najibullah, kepala polisi rahasia Afganistan  (KHAD), dipilih sebagai presiden dan konstitutional baru digunakan. Dia  juga memperkenalkan kebijakan 1987 tentang "rekonsiliasi nasional,"  dirancang oleh ahli Partai Komunis Uni Soviet, dan nantinya digunakan di  daerah lain di dunia. Walaupun pengharapan tinggi, kebijakan baru  membuat rezim Kabul lebih populer, maupun meyakinkan pemberontak untuk  bernegosiasi dengan pemerintah yang berkuasa.
Negosiasi informal  untuk mundurnya Soviet dari Afganistan telah berlangsung sejak tahun  1982. Tahun 1988, pemerintah Pakistan dan Afganistan, dengan Amerika  Serikat dan Uni Soviet melayani sebagai penjamin, ditandatangani  kesetujuan penyelesaian perbedaan yang mereka ketahui sebagai  persetujuan Jenewa. PBB mempersiapkan misi spesial untuk mengawasi  proses. Dalam jalan ini, Najibullah telah mestabilkan posisi politiknya  cukup untuk tandingan pergerakan Moskwa menuju penarikan diri. Pada  tanggal 20 Juli 1987, penarikan diri pasukan Soviet dari Afganistan  diumumkan. Pengunduran diri pasukan Soviet direncanakan oleh Boris  Gromov, yang, pada waktu itu, adalah komandan pasukan ke-40 Uni Soviet.
Di  antara hal lain, Persetujuan Jenewa mengidentifikasikan  ketidakikutcampuran Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam peristiwa di  Pakistan dan Afganistan dan daftar pengunduran pasukan Soviet.  Persetujuan tentang penarikan diri disetujui, dan pada tanggal 15  Februari, 1989, pasukan Soviet yang terakhir meninggalkan  Afganistan.(wd/sm/hb) www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar