Sabtu, 23 April 2011

Pemimpin Korut Puji Kemampuan Tempur Militernya

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Il, sangat memuji terhadap militer pada saat negaranya menentang sanksi-sanksi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dengan berikrar akan meningkatkan persenjataan nuklirnya, kata media negara.

Kim memberi penghargaan tinggi kepada Divisi Infantri Ketujuh berkaitan dengan `semangat latihan militansi dan pelanjutan pelaksanaan tugas untuk meningkatkan kemampuan tempurnya dalam berbagai cara,` lapor kantor berita resmi negara komunis itu.

Laporan itu tidak menyebutkan kapan kunjungan itu dilakukan. Laporan muncul sehari setelah Pyongyang berikrar akan membuat lebih banyak lagi bom-bom nuklir, dan mulai memperkaya uraniumnya untuk program senjata-senjata atom baru.

Ini dilakukan setelah Dewan Keamanan PBB memberlakukan sanksi-sanksi untuk uji coba nuklirnya pada 25 Mei lalu.

Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, mengatakan, Washington akan melakukan segala cara untuk mencegah berlanjutnya proliferasi nuklir oleh Korea Utara.

"Korea Utara terus melakukan tindakan-tindakan provokatif yang sangat disesalkan," katanya kepada para wartawan Sabtu, dalam kunjungannya ke Kanada.

Korea Utara, menurut Hillary, "kini telah dikecam oleh setiap orang. Mereka menjadi makin terisolasi. Dan mereka tidak tertarik terhadap orang-orang Korea Utara dan akan mengucilkan terus."

Ke-15 anggota Dewan Keamanan Jumat dengan suara bulat menjatuhkan sanksi kepada Korea Utara, untuk melumpuhkan program-program nuklir dan rudal balistiknya.

Resolusi 1874, yang tidak berwenang menggunakan kekuatan, menyerukan untuk dilakukannya inspeksi-inspeksi ketat terhadap kargo yang dicurigai berisi rudal yang dilarang, dan barang-barang yang berkaitan dengan nuklir.

Resolusi juga memperketat embargo senjata dan mengekang target baru keuangan untuk mematahkan penerimaan untuk sektor nuklir dan rudal. Resolusi juga minta Korea Utara `tidak melakukan uji coba nuklir selanjutnya, atau suatu peluncuran yang menggunakan teknologi rudal balistik.`

Revolusi Dewan juga minta Korea Utara menghentikan semua senjata nuklir dan programnya secara menyeluruh, yang bisa diperiksa dan tak bisa diubah.

Korea Utara, dalam tanggapannya yang marah Sabtu mengatakan, semua plutonium barunya diekstrasikan untuk pembuatan senjata-senjata. Sepertiga dari bahan bakar yang digunakan reaktor Yongbyon sejauh ini telah diproses kembali untuk menjadi plutonium yang bisa digunakan untuk pembuatan senjata, katanya.

"Yang kedua, kami telah mulai melakukan pengayaan uranium," ujarnya. Pada 2002, Korea Utara membantah klaim-klaim AS bahwa negara itu mengoperasikan satu program rahasia pengayaan uranium.

Pabrik-pabrik penghasil plutonium Korea Utara telah dihentikan pada 2007 berdasarkan kesepakatan perlucutan senjata enam negara. Namun Pyongyang berikrar akan memulai lagi programnya setelah Dewan Keamanan pada April lalu mengecam peluncuran roket jarak jauhnya.

"Ini menjadikan sangat tidak mungkin opsi bagi Korea Utara bahkan untuk menyerahkan senjata-senjata nuklirnya," kata pernyataan itu. Ditambahkan, bahwa suatu upaya melakukan blokade akan dianggap sebagai tindakan perang `dan memenuhi keputusan respon militer.`

Sekjen PBB, Ban Ki-moon, mengatakan resolusi itu mengirimkan pesan yang jelas dan kuat kepada Korea Utara. Sedangkan duta besar AS di PBB, Susan Rice, mengatakan pihaknya tidak heran jika Pyongyang bereaksi seperti ini atas sanksi-sanksi sangat keras kepada rezim tersebut, yang masih terus melakukan provokasi.

Para pejabat intelijen AS meyakini Korea Utara akan merespon dengan melakukan uji coba senjata atom ketiga, menurut sumber-sumber yang dikutip oleh jaringan-jaringan televisi Amerika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar