Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Il, sangat memuji terhadap militer pada  saat negaranya menentang sanksi-sanksi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)  dengan berikrar akan meningkatkan persenjataan nuklirnya, kata media  negara.
Kim memberi penghargaan tinggi kepada Divisi Infantri Ketujuh berkaitan  dengan `semangat latihan militansi dan pelanjutan pelaksanaan tugas  untuk meningkatkan kemampuan tempurnya dalam berbagai cara,` lapor  kantor berita resmi negara komunis itu.
Laporan itu tidak menyebutkan kapan kunjungan itu dilakukan. Laporan  muncul sehari setelah Pyongyang berikrar akan membuat lebih banyak lagi  bom-bom nuklir, dan mulai memperkaya uraniumnya untuk program  senjata-senjata atom baru.
Ini dilakukan setelah Dewan Keamanan PBB memberlakukan sanksi-sanksi untuk uji coba nuklirnya pada 25 Mei lalu.
Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, mengatakan, Washington akan  melakukan segala cara untuk mencegah berlanjutnya proliferasi nuklir  oleh Korea Utara.
"Korea Utara terus melakukan tindakan-tindakan provokatif yang sangat  disesalkan," katanya kepada para wartawan Sabtu, dalam kunjungannya ke  Kanada.
Korea Utara, menurut Hillary, "kini telah dikecam oleh setiap orang.  Mereka menjadi makin terisolasi. Dan mereka tidak tertarik terhadap  orang-orang Korea Utara dan akan mengucilkan terus."
Ke-15 anggota Dewan Keamanan Jumat dengan suara bulat menjatuhkan sanksi  kepada Korea Utara, untuk melumpuhkan program-program nuklir dan rudal  balistiknya.
Resolusi 1874, yang tidak berwenang menggunakan kekuatan, menyerukan  untuk dilakukannya inspeksi-inspeksi ketat terhadap kargo yang dicurigai  berisi rudal yang dilarang, dan barang-barang yang berkaitan dengan  nuklir.
Resolusi juga memperketat embargo senjata dan mengekang target baru  keuangan untuk mematahkan penerimaan untuk sektor nuklir dan rudal.  Resolusi juga minta Korea Utara `tidak melakukan uji coba nuklir  selanjutnya, atau suatu peluncuran yang menggunakan teknologi rudal  balistik.`
Revolusi Dewan juga minta Korea Utara menghentikan semua senjata nuklir  dan programnya secara menyeluruh, yang bisa diperiksa dan tak bisa  diubah.
Korea Utara, dalam tanggapannya yang marah Sabtu mengatakan, semua  plutonium barunya diekstrasikan untuk pembuatan senjata-senjata.  Sepertiga dari bahan bakar yang digunakan reaktor Yongbyon sejauh ini  telah diproses kembali untuk menjadi plutonium yang bisa digunakan untuk  pembuatan senjata, katanya.
"Yang kedua, kami telah mulai melakukan pengayaan uranium," ujarnya.  Pada 2002, Korea Utara membantah klaim-klaim AS bahwa negara itu  mengoperasikan satu program rahasia pengayaan uranium.
Pabrik-pabrik penghasil plutonium Korea Utara telah dihentikan pada 2007  berdasarkan kesepakatan perlucutan senjata enam negara. Namun Pyongyang  berikrar akan memulai lagi programnya setelah Dewan Keamanan pada April  lalu mengecam peluncuran roket jarak jauhnya.
"Ini menjadikan sangat tidak mungkin opsi bagi Korea Utara bahkan untuk  menyerahkan senjata-senjata nuklirnya," kata pernyataan itu.  Ditambahkan, bahwa suatu upaya melakukan blokade akan dianggap sebagai  tindakan perang `dan memenuhi keputusan respon militer.`
Sekjen PBB, Ban Ki-moon, mengatakan resolusi itu mengirimkan pesan yang  jelas dan kuat kepada Korea Utara. Sedangkan duta besar AS di PBB, Susan  Rice, mengatakan pihaknya tidak heran jika Pyongyang bereaksi seperti  ini atas sanksi-sanksi sangat keras kepada rezim tersebut, yang masih  terus melakukan provokasi.
Para pejabat intelijen AS meyakini Korea Utara akan merespon dengan  melakukan uji coba senjata atom ketiga, menurut sumber-sumber yang  dikutip oleh jaringan-jaringan televisi Amerika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar