Patung dan gereja evangelis yang  beranggotakan sekitar 4.000 jamaah itu dibangun oleh seorang agamawan  dan pedagang kuda, Uskup Lawrence dan istrinya. Saat mendirikan patung  itu pada tahun 2004, Lawrence dan istrinya mengatakan bahwa ia ingin  menolong manusia dan bukan ingin menarik simpati banyak orang dengan  membangun patung Yesus raksasa yang menghabiskan dana sebesar 250.000  dollar. Istri Lawrence mengusulkan figur Yesus yang dijadikan patung,  sebagai lambang pengharapan dan keselamatan.
Meski seringkali orang yang melintas di  Interstate 75, tempat patung itu berlokasi dibuat terkejut melihat  patung besar di pinggir jalan. Tapi banyak warga yang mengatakan bahwa  AS membutuhkan lebih banyak lagi simbol-simbol semacam patung Yesus  raksasa itu. Meski akhirnya patung Yesus itu terbukti tak ada  manfaatnya, karena ia hancur dan terbakar oleh sambaran petir.
"Petir itu menyambar di hari Senin, 14  Juni 2010, sekitar pukul 11.15 malam waktu setempat," kata anggota  polisi wilayah Monroe,  Ohio.
Patung setengah badan setinggi sekitar  19 meter dengan lebar 12 meter itu dijuluki "Touchdown Jesus". Julukan  itu diberikan warga setempat karena posisi tangan Yesus yang menengadah  mirip seorang wasit yang memberikan kode touchdown pada pertandingan  football Amerika. Rangka patung terbuat dari baja. Sedangkan bagian  tubuhnya dibentuk dari busa plastik dan bahan fiberglass.
Dilaporkan, api berkobar dalam tempo  yang singkat. Tapi nyaris saja api meludeskan gedung pertunjukan dan  gereja yang lokasinya sangat berdekatan. Percikan api sempat membakar  bagian atap gedung itu. "Tidak ada korban luka dalam peristiwa ini,"  kata kepala polisi Mark Neu.
Kendati demikian, nilai kerugian dari  hangusnya patung lambang Ohio itu ditaksir mencapai Rp6,4 miliar.  Sedangkan kerugian untuk atap gedung mencapai sekitar Rp3,6  miliar.Gereja ini memiliki anggota sekitar 4.000 orang dan dibangun oleh  pria yang pernah menjadi pedagang kuda, Lawrence Bishop bersama  istrinya. • VIVAnews/Eramuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar