Jumat, 29 April 2011

Kerusuhan SAMPIT (part 1)

Kerusuhan Sampit dengan korban ratusan jiwa ternyata hanya bermula dari perkelahian siswa SMK di Baamang. Perkelahian itu melibatkan anak warga Dayak dan Madura.

ilustrasi


Perkelahian siswa itulah, yang kemudian memicu konflik antarkeluarga, antaretnis, hingga pembantaian sampai pengusiran puluhan ribu warga Madura. Anak polah, bapa kepradah. Pepatah Jawa yang berarti anak berbuat, orang tua ikut terlibat ini terjadi atas diri keluarga Matayo. Warga asal Madura yang sudah lama tinggal di Baamang, Sampit, ini tak terima anaknya berkelahi dengan anak warga Dayak. Tapi, keterlibatan Matayo atas perkelahian anaknya ini malah memicu kegeraman warga dayak. Lalu, dibuatlah perhitungan.
Minggu dini hari sekitar pukul 03.00 (18 Februari) sekelompok pemuda Dayak menyerang dan membunuh Matayo. Tiga orang anggota keluarganya ikut tewas. Itu versi warga Madura. Versi warga Dayak agak berbeda lagi. Mereka bilang, eksekusi terhadap Matayo dan keluarganya terjadi karena yang bersangkutan sering melakukan tindak kriminal. Warga setempat pun jengkel karena sering dirugikan. Hanya empat jam, eksekusi Dayak terhadap Matayo ini menyebar.
Warga Madura tak bisa menerima. Sejumlah warga pendatang ini lantas menyatroni Ketua Lembaga Musyawarah Masyarakat Dayak, Seruyan Tengah, untuk membalas dendam. Lengkap dengan berbagai senjata, warga Madura ini minta Iniel menyerahkan pembunuh Matayo yang bersembunyi di rumahnya. Mereka mengancam akan membakar kalau pelaku tidak diserahkan.


Tapi, 39 orang di dalam rumah Iniel tidak keluar. Warga Madura mulai tidak sabar. Mereka melemparkan apa saja ke pagar dan kaca rumah. Bahkan, ada yang berusaha membakar rumah. Mendengar ribut-ribut, polisi datang, lalu mengamankan 39 orang yang ada di rumah Iniel. Sebagian memang mengaku membunuh Matayo. Tapi, warga Madura tidak puas dan mengarahkan amarahnya ke warga Dayak yang lain. Beberapa rumah warga Dayak dibakar. Nasib tragis dialami Jihan atau Seyan, seorang purnawirawan TNI AD. Seyan beserta ketujuh anak dan cucunya yang kabarnya masih kerabat Iniel dibakar hidup-hidup dalam rumahnya. Sejak hari itu, warga Madura menguasai Sampit. Dengan mengacung-acungkan senjata, puluhan warga Madura pawai keliling kota. Mereka menggunakan berbagai kendaraan, mulai roda dua sampai roda empat. Mereka tak hanya berpawai. Setiap bertemu warga Dayak, mereka mengejar dan membunuhnya. Sedikitnya, sepuluh rumah dibakar.



Tujuh orang tewas saat warga Madura menguasai Sampit. Bahkan, seorang ibu muda hamil tujuh bulan ikut dibunuh dengan dirobek perutnya. "Itu fakta," kata Bambang Sakti, tokoh muda Dayak asal Sungai Samba. Situasi itu membuat Sampit Minggu malam mencekam. Listrik padam total. Pembakaran di perkampungan warga di Jalan Baamang berlangsung sporadis. Pengungsi mulai membanjiri gedung pertemuan di depan rumah jabatan bupati sampit. Tapi, kemudian dialihkan ke kantor bupati.
Yang mengungsi bukan hanya warga Madura. Juga Dayak dan Cina. Mereka berdesak-desakan mengungsi. Ini terjadi karena mereka belum tahu betul siapa yang menguasai jalanan di Sampit malam itu, Madura atau Dayak. Di pengungsian, Madura dan Dayak malah rukun.”Saya saat itu ikut mengungsi” ujar seorang wartawan lokal. Untuk menghadang orang Dayak keluar-masuk Sampit, warga Madura melakukan penjagaan di pertigaan Desa Bajarum yang mengarah kota Kecamatan Kota Besi.
Penjagaan juga terjadi di Perenggean, Kecamatan Kuala Kuayan, dan desa-desa pedalaman Hilir Mentayan. Selama berpawai itu, warga Madura terus berteriak-teriak mencari tokoh Dayak. "Mana Panglima Burung? Mana tokoh Dayak?" tantang mereka. Tak hanya itu, seorang tokoh Madura melakukan orasi lewat pengeras suara, "Sampit akan jadi Sampang kedua, Sampit jadi Sampang Kedua".
Mereka juga memasang spanduk: Selamat datang orang Dayak di kota Sampang, Serambi Mekkah. "Spanduk itu yang kami cari sekarang," kata Bambang Sakti. Bambang juga bilang telah menemukan sejumlah bom di rumah-rumah warga Madura. "Ini bukan isapan jempol," tuturnya. Sedikitnya, pasukan Dayak sudah menyerahkan 300 bom yang ditemukan di rumah warga Madura. Begitu juga beberapa pucuk pistol. "Tidak tahu bagaimana tindak lanjutnya," jelasnya. Kabarnya, bom-bom itu dirakit di Jawa, lalu dikirimkan ke Sampit. Tapi, sumber Jawa Pos menyebutkan, bom rakitan dibuat di Sampit. Lalu, didistribusikan ke berbagai warga Madura di kecamatan.
Mereka bilang bom itu untuk mempertahankan diri jika sewaktu-waktu diserang warga Dayak. Tapi, karena bom itu pula, 112 warga Madura di Kecamatan Perenggean dibantai di lapangan kecamatan. Ini setelah warga Dayak menemukan bom di rumah seorang warga Madura.
Melihat aksi penguasaan warga pendatang itu, warga Dayak tak tinggal diam. Mereka lantas membawa bala bantuan pasukan dari Dayak pedalaman. Warga Dayak yang tiba lebih dulu melakukan perlawanan sporadis. Selasa malam (20 Februari), peta kekuatan mulai berbalik.


Warga Dayak pedalaman dari berbagai lokasi daerah aliran sungai (DAS) Mentaya, seperti Seruyan, Ratua Pulut, Perenggean, Katingan Hilir, bahkan Barito berdatangan ke kota Sampit melalui hilir Sungai Mentaya dekat pelabuhan. Pasukan Dayak pedalaman yang rata-rata berusia muda tak lebih 25 tahun membekali diri dengan berbagai ilmu kebal. Jumlahnya sekitar sekitar 320 orang.

Pasukan dayak membekali dengan ilmu kebal



Pasukan itu lalu menyusup ke daerah Baamang dan sekitarnya, pusat permukiman warga Madura. Meski dalam jumlah kecil, kemampuan bertempur pasukan khusus Dayak sangat teruji. Buktinya, mereka mampu memukul balik warga Madura yang terkosentrasi di berbagai sudut jalan Sampit. Dengan ilmu kebal, mereka melawan ribuan warga Madura. Bahkan, mereka sanggup menghadapi bom yang banyak digunakan warga Madura. Dalam bentrok terbuka, seorang warga Madura melemparkan bom ke arah pasukan Dayak. Tapi, bom dapat ditangkap dan dilemparkan kembali ke arah kerumunan Madura. Meledak. Puluhan warga Madura tewas seketika. Selain kebal senjata, pasukan Dayak pedalaman tidak mempan ditembak. Mereka justru memunguti peluru untuk dikantongi. Karena itu, polisi juga keder.
Sejak itu, mental Madura pun langsung down. Strategi yang diterapkan warga Dayak dalam serangan balik cukup jitu. Selain masuk lewat Baamang, sekitar empat perahu penuh pasukan dayak tidak langsung merapat ke bibir sungai.
Mereka berhenti di seberang sungai Mentaya. Baru berenang menuju kota pinggir sungai di tepian kota Sampit. Strategi ini untuk menghindari pengawasan orang Madura. Lantas, secara tiba-tiba, mereka muncul dan menyerang permukiman Madura. Madura pun dibuat kocar-kacir. Pasukan Dayak pedalaman terus bergerak ke kantong-kantong tokoh Madura. Seperti, Jalan Baamang III, Simpong atau dikenal Jalan Gatot Subroto, dan S. Parman. Rumah tokoh Ikatan Keluarga Madura (Ikama) Haji Marlinggi yang cukup megah di Jalan DI Panjaitan tak luput dari sasaran. Banyak pengawal penguasa Pelabuhan Sampit itu yang terbunuh. Sebagian lari. Sejumlah becak bekas dibakar berserakan di halaman rumah yang hancur.
Rumah tokoh Madura lain seperti Haji Satiman dan Haji Ismail juga dihancurkan. Tidak terkecuali rumah Mat Nabi yang dikenal sebagai jagonya Sampit. Padahal, rumah tokoh-tokoh Madura yang berada di Sampit, Samuda, maupun Palangkaraya tergolong cukup mewah. Serangan pasukan inti Dayak kemudian diikuti warga Dayak lain. Mereka mencari rumah dan warga di sepanjang kota Sampit. Ratusan warga Madura dibunuh secara mengenaskan, lalu dipenggal kepalanya.



Kepala korban pemenggalan oleh suku dayak



Hari-hari berikutnya gelombang serangan suku Dayak terus berdatangan. Bahkan, sebelum menyerang, seorang tokoh atau panglima Dayak lebih dulu membekali ilmu kebal kepada pasukannya. Karena itu, saat melakukan serangan, biasanya mereka berada dalam alam bawah sadar.
Uniknya, mereka juga dibekali indera penciuman tajam untuk membedakan orang Madura dan non-Madura. "Dari jarak sekitar 200 meter, baunya sudah tercium," ujar. Itu tak berlebihan. Saat ada evakuasi, di tengah jalan seorang warga Madura disusupkan. Dia dikelilingi warga non-Madura. Sebelum masuk ke lokasi penampungan, mereka kena sweeping Dayak. Meski orang itu ada di tengah pengungsi, masih juga tercium dan disuruh turun. Tanpa ampun, laki-laki tadi dibantai.


korban pria madura yang menyamar

Agar serangan ke perkampungan Madura terkendali, para komando warga Dayak menggunakan Hotel Rama sebagai pusat komando penyerangan. Bahkan, di hotel itulah pasukan diberi ramuan ilmu kekebalan oleh para panglima. Saat digerebek, aparat menemukan beberapa kepala manusia. Tapi, para tokohnya sempat meloloskan diri. Kini, di depan hotel bertingkat dua itu dibentangkan police line.


Bersambung,,,,  kerusuhan sampit part 2

36 komentar:

  1. Ake Ubaq Ikoq Bumi Benuaq!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. artinya apa mas ??
      maklum kulo asli njawi tengah ( maklum saya orang jawa tengah)

      Hapus
  2. tiap daerah mempunyai ilmu kekebalan sndri yg diturunkan oleh leluhurnya....semoga kejadian SAMPIT ini tidak meluas ke daerah lain...

    dan org MADURA hrsnya ELING dlm bhsa jawa / ingat...jika kita bertamu ke tanah org lain itu hrsnya menghargai TUAN RUMAHnya bkn malah mengusir dan membunuh TUAN RUMAHnya,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah manusia kadang saat kesombongan mulai menguasai dirinya,cepat atau lambat kejatuhan akan mengikutinya,begitu juga seperti saat Rusia menggempur Finlandia, saat "The winter war" sebelum rusia di serang jerman, dengan jemawa dan sombong merasa angkatan perangnya cukup kuat dan muktahir.. nyata nyatanya Winter war merupakan kerugian untuk rusia..salah satu penyebabnya adalah salah seorang petani yang bergabung demi mempertahankan Tanah kelahirannya yang dijuluki "White Death" bernama asli Simo hayha...satu orang petani yang menjadi sniper tersebut bisa membantai -+ 700 tentara rusia..jujur saya miris lihat tragedi Sampit ini..cuma kalau melihat pongah masyarakat Madura pada saat kejadian itu kelihatannya mereka Jemawa dan arogan di tanah perantauan seenak diri sendiri dan tak menghargai "tuan rumah"

      Hapus
  3. betuuuul , hrs tau diri donk, apalagi tuh yang di Saudi Arabia para maduranis sak enake dewe beulah di negara orang, bikin iqama(ktp) palsu, passport palsu, surat nikah palsu, halal , haram, melanggar aturan hayooo hantam kromo.

    BalasHapus
  4. nah tuh kan makanya jangan menganggap remeh dayak mereke tuh sebenernya cinta damai tapi madurannya aja yg tidak tau diri.

    BalasHapus
  5. OOOOhhhhhhh...... begono toh kronologisnya. ya trimakasih atas informasinya. semoga jadi pelajaran mahal bangsa ini menuju kedewasaan

    BalasHapus
    Balasan
    1. begono amat ya pak,mendingan kita cepatan sadar..gamailuk nyak sendul imon,yuk...maleh maleh nya kita yang sedalu lagi,ya kan pak...

      Hapus
    2. begono amat ya pak,mendingan kita cepatan sadar..gamailuk nyak sendul imon,yuk...maleh maleh nya kita yang sedalu lagi,ya kan pak...

      Hapus
  6. Saya baru tahu kronologisnya seperti itu.. tapi susah juga jika suku pendatang maduranya tidak mau berakulturasi dengan suku aslinya

    BalasHapus
  7. mung goro2 bocah sekolah krengan dadi rong suku bantai-bantai nan. Nek emang bener crita ne koyo ngono ki yo jane wong meduro seng kelewatan. Jeneng e tamu malah njarah sing tuan rumah. Yo mugo2 rasah kedadean meneh. tapi qo sampang saiki nembe ono rusuh meneh yo, nanging saiki nang kandang e meduro dewe. Mbok do rodo legowo to cah. selak do pengen kiamat po piye qo perang saudara terus.

    BalasHapus
  8. Madura dimana2 tempat tabiatnya podo wae....

    BalasHapus
    Balasan
    1. manusia sama aja bung,yang beda cuma sifat..sama sama kita jaga sifat kita sama or lain.....

      Hapus
  9. saya Rizal dari kota Sampit,
    hargailah apa yang telah lalu , semoga menjadi pelajaran yg bermanfaat ... kita harus menjaga tata krama jika menjadi tamu . dan tamu akan segan terhadap anda...
    saya berteman dengan semua suku seperti madura... , terkecuali dia angkuh ,sombong atau sering melakukan hal negatif .

    BalasHapus
  10. Dayak paser benteng kalimantan mau tau......
    sebenarnya dulu suku madura banyak yang kebal dan sakti tapi berkat kiriman suku paser dari daerah kabupaten paser sengaja mengirim ilmu agar ilmu madura mati dan kebalnya pun hilang..
    saya di kaltim penajam paser utara desa maridan melakukan ritual. tapi warga madura di tempat saya di hormatai karena rata2 haji dan punya hikayat bagus yaitu mendirikan pengajian gratis masyarakat dayak paser yang rata2 muslim. tidak ikut membantai madura yang berada di tanah paser....

    ingat lah kalian dengan dayak paser adalah benteng kalimantan...

    dalam sehari2 suku paser daerah kota dan pedalaman terbukti.

    sama2 menghargai karena kita di dunia ini sama2 cari makan.

    BalasHapus
  11. pelajaran yang sangat mahal untuk orang madura jangan suka semena mena

    BalasHapus
  12. Kami tidak akan menghentikan peredaran VCD dan Info kerusuhan dengan tujuan meningkatkan kewaspadaan umat kami umat Islam, klik alamat berikut untuk menonton : www.rahasia-dibeber.blogspot.com

    para satanis meyakini bahwa manusia itu tidak seperti wajahnya, Video Kerusuhan itu baik sekali untuk meningkatkan kewaspadaan.

    dan juga berhati - hati, kita tidak tau apakah itu Kegeraman dayak atau Kegemaran.

    BalasHapus
  13. apa apa an ini madura sama dayak..jalan sama sama,tdur n tgal pun sama sama.jangan ribut ribut dong,pkirin masa hadapan yang cemerlang.sama sama bangunkan ekonomi,nanti semua untung ya kan.jangan ribut,ayo mnum kopi sama sama yuk..hisap rkok sebatang dua,relax aja.....

    BalasHapus
  14. madura tak punya otak,para orang dayak hanya mempertahankan hak nya

    BalasHapus
  15. Idiiih, ngeri bangat buhan nya ngetoh mun hudah sarik lah... Pagatan kupala madura dpt nya -:D Hihii

    BalasHapus
  16. gara gara masalah kecil haja ribut kya tu, kita sama2 orang indonesia, cinta damai, hewan aja bisa hidup rukun masa manusia ga,.

    berfikir lah dulu sebelum bertindak. dama itu indah..munnya ribut itu jadi bala.. awak sudah pada ganal, otak jua harus dewasa..

    BalasHapus
  17. memang bnar, kalau kita bertamu di negeri orang ya harus tau diri, jangan sombong dan jangan merugikan tuan rumah, etnis madura seharusnya mau menghormati dan menghargai tuan rumahnya, etnis Dayak. dimanapun kita merantau sebaiknya jngan membuat koloni sendiri, justru kita seharusnya hidup berdampingan langsung dgn tuan rumah, contohnya orang Padang, mereka nggak ada yg namanya membuat koloni dan membanggakan diri, mereka langsung terjun hidup di tengah2 orang2 di rantaunya, nggak ada membuat klompok2 orang Padang...

    BalasHapus
  18. SUDAH SEPANTASNYA ORANG MADURA MENDAPAT GANJARAN SEPERTI ITU !!! PENGGAL TERUS KEPALA ORANG MADURA BUANG KE KANDANG BUAYA MENTAYA.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita adalah bangsa satu bangsa indonesia.. Tampa pandang ras suku kita harus bersatu memajukan bangsa indonesia MERDEKA!!
      -Lamongan

      Hapus
  19. Dayak tak akan mengayau atau cari ribut dan onar kalau tidak disulut amarahnya terlebih dahulu. Kami sudah lama tak lagi melakukan "head hunter" kalau tidak di picu dan sangat terpaksa ! Tolong hargai tuan rumah dan jangan menjadi biang keladi wahai Madura .

    BalasHapus
  20. dari dulu juga kelakuan madura emang arogan, licik dan culas . di jakarta aja mereka udah mulai berani ganggu2 orang betawi, apa mereka kepingin liat jakarta jadi sampit edisi kedua. kalau itu yang mereka inginkan ,bersiap siaplah melihat kepala madura bergeletakan di jalan2 ibukota. kesabaran ada batasnya bung..

    BalasHapus
  21. masalah ETNIK ya?
    Percaya atau tidak orang yang melakukan pembunuhan itu mereka tidak punya PENDIDIKAN yang kuat.
    di AGAMA Manapun PEMBUNUHAN diHARAMKAN. bahkan jika anda islam anda akan tau dimana allah berfirman "“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. an-Nisa’ : 93)"
    Jika membunuh saja bangga? apa lupa kalau cepat atau lambat kematian itu pasti akan datang?
    MEMBUNUH = MENDAHULUI KEHENDAK TUHAN.

    BalasHapus
    Balasan
    1. orang madura busuk kalo kepepet,langsung agama dibawabawa,kaya ginian nih

      Hapus
  22. Yang membunuh masuk neraka

    BalasHapus
  23. orang sunda orang sunda oohhh oohhhh

    BalasHapus
  24. Madura rata2 sifatnya buruk.di surabaya juga terkenal nyolongan.bumi hanguskan saja ras madura.

    BalasHapus
  25. Madura ni Licik bakawanan..

    Pagati z tarus gulu x

    BalasHapus
  26. Enak juga makan telinga orang madura sama hati nya gurih d panggang lezat
    Klo ada lagi boleh
    Salam dayak borneo frum katingan berjaya

    BalasHapus
  27. Enak juga makan telinga orang madura sama hati nya gurih d panggang lezat
    Klo ada lagi boleh
    Salam dayak borneo frum katingan berjaya

    BalasHapus