Akibat berbagai perang yang terjadi di dunia ini, dari perang dunia I hingga perang dunia II, dari perang agama hingga perang saudara, banyak negara besar yang mendapatkan aksi disintegrasi. Salah satunya adalah Uni Soviet. Runtuhnya Uni Soviet dilatarbelakangi oleh krisis (politik, ekonomi, sosial), juga konflik etnis. Krisis politik di Uni Soviet, disebabkan oleh Leninisme, suatu sistem yang mengacu pada tokoh penting Soviet yaitu Lenin. Krisis di Uni Soviet terjadi karena keborosan ekonomi, keterbelakangan teknologi dan sistem hegemoninya yang mulai tertinggal dari negara-negara penganut sosialis-komunis.
Krisis sosial budaya di Uni Soviet terjadi karena adanya pembagian kelas dalam kehidupan masyarakat Uni Soviet, rendahnya kualitas kehidupan masyarakat Uni Soviet, serta tidak diperbolehkan berkembangnya kreativitas masyarakat oleh pemerintah Uni Soviet.
Secara khusus, sistem yang diberi nama Glasnost dan Perestroika yang dicanangkan oleh presiden Gorbachev merupakan pemicu bagi meledaknya revolusi sosial di negara-negara Eropa Timur. Glasnost dan Perestroika membuat dunia komunis meragukan sistem sosial-komunis mereka untuk dapat tetap menjawab tantangan zaman. Konflik etnis di Uni Soviet tumbuh dari kesadaran akan eksistensi kelompoknya.
Gorbachev terlambat dalam menyadari pentingnya permasalahan etnis, sehingga sudah telanjur banyak terjadi kerusuhan, demonstrasi dan protes dari etnis-etnis di beberapa tempat di Uni Soviet yang terjadi secara berturut-turut, namun sporadis. Runtuhnya Uni Soviet terjadi setelah satu persatu republik-republik di Uni Soviet melepaskan diri dari USSR.
Banyak cara telah dilakukan Gorbachev untuk mencegah disintegrasi Uni Soviet, namun gagal. Pemerintah Uni Soviet berakhir ditandai dengan pengunduran diri Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev pada tanggal 25 Desember 1991 dan pembentukan CIS oleh pemimpin Rusia, Boris Yeltsin. Runtuhnya Uni Soviet yang menandai matinya komunisme dan berakhirnya Perang Dingin, membawa konsekuensi yang sangat nyata bagi perpolitikan dunia.
Komunisme sudah tidak memiliki kekuatan sosial seperti sebelum runtuhnya Uni Soviet. Pasca Perang Dingin mulai berkembanglah pemikiran sosialisme demokratik yang bertujuan mengoreksi kesalahan sosialisme-komunisme Uni Soviet dan membangun konsep alternatif sosialisme dalam hubungan dengan demokrasi sosial.
Runtuhnya sosialisme-komunisme menyebabkan sistam yang lainnya, yaitu liberalisme-kapitalisme menjadi satu-satunya ideologi yang berjaya bahkan hingga saat ini. Ada pula pemikir-pemikir lainnya yang mempunyai prediksi berbeda tentang konsep perpolitikan pasca Perang Dingin dan mengemukakan alternatif dari segala kelemahan sistem liberal agar tetap bertahan dan tidak termakan zaman.
Itulah alasan mengapa negara Uni Soviet kini sudah tiada dan berganti nama menjadi Rusia. Sejarah negara Rusia diawali dengan perpindahan bangsa-bangsa Skandinavia yang dikenal sebagai bangsa Varangia yang dipimpin oleh tokoh semilegendaris Rurik yang menyeberangi Laut Baltik serta pada tahun 862 M memasuki kota Novgorod dan memerintah di sana.
Pada tahun 882 ia menguasai Kiev, kota Slavia yang berkembang menjadi pusat perdagangan antara Skandinavia dan Konstantinopel. Pada tahun 989 Vladimir I meluaskan wilayahnya hingga Kaukasus dan Laut Hitam serta mengambil ajaran Gereja Ortodoks Yunani. Kerajaan Kiev Rusia berakhir setelah serangan Mongol pada tahun 1237 oleh Batu Khan, cucu Genghis Khan.
Selanjutnya bangsa Mongol dikalahkan oleh Dimitri Donskoy pada tahun 1380 dengan kemenangan di Kulikovo. Kemudian daerah-daerah yang tercerai berai disatukan kembali oleh Ivan IV; ia menaklukan Kazan (1552), Astrakhan (1516) serta menguasai Siberia. Pemerintahan dilanjutkan oleh penerusnya sampai wangsa Romanov naik tahta yang diawali dengan diangkatnya oleh Michael Romanov sebagai Tsar (1613).
Dinasti Romanov berkuasa selama 304 tahun hingga tahun 1917 dengan Tsar Nikolai II sebagai tsar terakhir. Pada bulan Februari 1917 dibentuk Pemerintahan Sementara di bawah Pangeran Lyvov dan Alexander Kerensky sampai 25 Oktober 1917, saat pemerintahan tersebut digantikan Pemerintahan Revolusi Bolshevik oleh Vladimir Ilyich Lenin.
Pada periode selanjutnya, pemerintahan dilanjutkan secara diktator oleh Josef Stalin (1922) yang mewujudkan Uni Soviet (Soviet berarti Dewan) dengan bergabungnya negara-negara di sekitar Rusia. Pemerintahan Uni Soviet berakhir setelah pada tanggal 25 Desember 1991 Presiden Mikhail Gorbachev mengundurkan diri serta berkibarnya bendera tiga warna Rusia di Kremlin.
thank's buat infonya gan!!!"
BalasHapus