Bisakah seorang perempuan yang meninggal dalam kondisi hamil melahirkan  setelah dikuburkan? Ternyata itu tak cuma cerita fiksi dalam film  Suzanna 'Beranak Dalam Kubur', fenomena itu memang benar-benar ada.
Dalam  istilah medis fenomena perempuan meninggal yang melahirkan anaknya di  dalam peti mati atau makam disebut coffin birth.
Coffin  birth adalah suatu istilah yang digunakan oleh seorang pemeriksa  mayat (coroner) untuk proses kelahiran spontan yang terjadi pada seorang  perempuan hamil yang sudah meninggal. Biasanya terjadi beberapa minggu  atau bulan setelah si perempuan meninggal.
Jadi jangan heran jika  ada kejadian ditemukan bayi di dalam kuburan perempuan yang terpisah  dari ibunya. Bayi ini pun sudah dalam kondisi meninggal. Biasanya  perempuan hamil yang meninggal, bayinya tidak dikeluarkan jika  dinyatakan bayinya pun tidak lagi bernyawa.
Bagaimana proses  perempuan mati yang melahirkan dalam kubur?
Fenomena ini terjadi  ketika gas yang secara alami terbentuk di dalam perut dan daerah panggul  pada tubuh seseorang yang sudah membusuk. Gas ini akan memberikan  tekanan yang cukup kuat untuk mendorong bayi yang dikandung agar bisa  keluar melalui jalan lahir dari tubuh ibunya yang sudah meninggal.
"Kondisi  ini bisa terjadi jika tubuh mayat tidak diawetkan dengan cara dibalsem.  Tapi jika tubuh dibalsem dengan benar maka fenomena tersebut tidak akan  mungkin terjadi," ujar Boyd Stephens, kepala pemeriksa medis di San  Fransisco, seperti dikutip dari USAToday, Jumat (28/5/2010).
Fenomena  coffin birth ini pernah terjadi pada April 2003. Kepala pemeriksa  medis di San Francisco, California, bersama dengan tim penyelidik  menemukan fenomena ini.
Tim penyelidik menyatakan bahwa coffin  birth menjadi alasan yang paling mungkin dari ditemukannya tubuh  seorang perempuan dewasa yang hamil dan membusuk dengan seorang bayi  yang terdampar secara terpisah. Fenomena ini terjadi di timur laut San  Francisco.
Istilah coffin birth pertama kali  didefinisikan dalam bahasa Jerman yaitu Sarggeburt. Fenomena kelahiran  ini sebenarnya telah terjadi sepanjang sejarah manusia sebelum adanya  teknik pengawetan dengan cara pembalseman pada mayat.
Namun sejak  teknik pembalseman atau pengawetan lainnya semakin moderen, maka  fenomena ini sudah sangat langka terjadi. Karenanya semenjak awal abad  ke-21, istilah kelahiran ini sudah sangat jarang muncul di masyarakat.
Di  sisi lain, kelahiran pada ibu yang sudah meninggal masih mungkin  terjadi ketika kematian akibat kecelakaan atau pembunuhan yang tidak  mungkin prosedur pembalseman dilakukan.
Para ahli forensik  menyatakan bahwa coffin birth atau terkadang disebut dengan  kelahiran postmortem bisa memakan waktu beberapa minggu atau  bulan baru terjadi.
Hal ini tergantung pada faktor-faktor  eksternal seperti suhu di luar tubuh atau dari dalam tubuh perempuan itu  sendiri. Karena diperlukan gas yang cukup dari dalam tubuh akibat  proses pembusukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar