Jumat, 16 September 2011

Siksaan Biadab terhadap Orang-orang Papua Itu, Bisa Jadi Memang Dilakukan Anggota TNI


Siksaan Biadab terhadap Orang-orang Papua Itu, Bisa Jadi Memang Dilakukan Anggota TNI
Tayangan video di You Tube dengan judul Indonesian Military Ill Threat and Torture Indigenous Papuans, memperlihatkan beberapa adegan penyiksaan yang di luar batas kemanusiaan oleh para pelaku yang diduga anggota TNI terhadap para korban yang diduga anggota OPM yang tertangkap di Papua.
Memang video tersebut telah dihapus oleh You Tube dengan alasan menampilkan adegan kekerasan yang melampui batas. Tetapi efek darinya telah telanjur merebak menghebohkan, yang semakin mengkumulatifkan entah sudah berapa banyak berita yang semakin merusak citra NKRI di mata dunia internasional.
Apakah adegan tersebut benar-benar asli, ataukah rekayasa. Itulah yang harus menjadi prioritas pemerintah dalam hal ini TNI untuk segera secepatnya melakukan penyelidikan. Apabila benar segera menemukan pelakunya dan dihukum seberat-beratnya. Untuk memperlihatkan bahwa itu bukan kebijakan dan strategi resmi yang diterapkan TNI terhadap para anggota OPM, atau sejenisnya.
Tidak ada gunanya membantah, sembari menuduhnya sebagai suatu rekayasa oleh pihak-pihak yang ingin menghancurkan Indonesia, menuduh keterlibatan agen-agen asing dan pihak-pihak yang ingin memecahbelahkan NKRI, dan tuduhan-tuduhan sejenisnya yang hanya merupakan sikap reaktif dan defensif.
Karena tanpa melakukan penyelidikan yang benar-benar serius diikuti dengan tindakan nyata sesuai dengan hukum yang berlaku, semua respon reaktif dan defensif tersebut malah semakin membuat orang percaya bahwa semuanya itu benar adanya. Reaktif dan defensif seperti itu justru akan semakin merusak nama NKRI.
Komentar-komentar yang menyatakan secara logika tidak masuk akal, ada anggota TNI sebodoh itu, melakukan penyiksaan yang sedemikian sadis, kemudian merekamnya sendiri, dan akhirnya tersebar luas. Sebagai indikasi kuat bahwa semua tayangan video tersebut adalah rekayasa dengan maksud buruk terhadap Indonesia.
Logika tersebut tidak bisa dipakai. Karena ada saja saja memang para pelaku yang bertindak “bodoh” seperti itu. Orang-orang jenis ini mungkin saja menderita semacam kelainan jiwa, yang tidak puas hanya melakukan penyiksaan terhadap sesamanya, dan menikmatinya, tetapi baru puas kalau peristiwa itu direkamnya. Nanti kalau lagi santai-santai dia akan memutar kembali adegan tersebut sebagai penghiburan baginya, sambil minum kopi, atau minuman keras, dan menghisap cerutu, atau rokok. Itu adalah suatu kenikmatan tersendiri baginya.
Kejadian seperti ini bukan baru pertama kali terjadi, beberapakali kita juga sudah disuguhi berita tentang tayangan adegan penyiksaan yang dilakukan oleh tentara Amerika Serikat dan Inggris terhadap tawanan dan tahanan (perang) di Irak dan Guantanamo. Anehnya, di Indonesia tidak ada satu pun suara yang menyatakan keraguannya dengan logika seperti di atas. Sebaliknya langsung ramai-ramai menyatakan kecamannya.
Reaksi pihak militer Amerika Serikat  dan Inggris adalah segera melakukan penyelidikan serius, dan segera berhasil menemukan para pelakunya, hukuman berat pun langsung dijatuhkan kepada mereka. Dipecat, kemudian diadili!
Tidak ada tudingan, misalnya menyatakan, adegan itu adalah rekayasa oleh kelompok Osama Bin Laden, misalnya. Atau membela diri secara defensif dengan mengatakan tidak mungkin tentara AS/Inggris sebodoh itu merekam adegan penyiksaan tersebut, yang kemudian tersebar itu.
Maka sudah sangat benar, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono segera mengintruksikan semua jajarannya untuk memeriksa kebenaran video rekaman penyiksaan orang-orang Papua itu.
Jika terbukti benar, katanya, TNI menghormati proses hukum yang berlaku untuk menindak para pelaku yang terlibat. Mudah-mudahan perintah ini bukan hanya basa-basi semata, kemudian tidak ada tindak lanjutnya, seperti biasa.
Langkah awalnya adalah bisa meminta kerjasama dan penjelasan dari Asian Human Rights Commission (AHRC) untuk mengungkap kejadian sebenarnya, karena bukankah mereka yang menayangkan video tersebut dengan memberi judulnya: Indonesian Military Ill Threat and Torture Indigenous Papuans itu?
Ini benar-benar jangan dianggap remeh oleh pemerintah. Jangan hanya bisa mencari kambing hitam. Jangan hanya bisa seperti melakukan indoktrinisasi kepada rakyatnya dengan informasi-informasi bikinan bahwa semua itu sebagai bagian dari upaya pihak-pihak asing tertentuyang punya agenda tersembunyi, memecah-belahkan NKRI, merusakcitra Indonesia di dunia internasional, dan sejenisnya, yang ujung-ujungnya hanya menyembunyikan ketidakmampuan atau ketidakseriusan pemerintah untuk melakukan penyilidikan untuk mengungkapkannya.
Karena kalau hal seperti ini terus dibiarkan, maka orang-orang Papua akan semakin membenci Pemerintah Pusat, dan semangat separtisme akan semakin terkumulatif, yang kelak akan menimbulkan persoalan-persolan yang lebih serius lagi.
Cara mengatasi permasalahan orang Papua, termasuk OPM, dengan cara-cara represif tidak akan memecahkan persolan, sebaliknya akan semakin membuatnya ruwet, dan kemungkinan ada alasan campur tangan asing, seperti Amerika Serikat justru dimunculkan.
Adegan dalam tayangan video tersebut adalah bagian dari indikasi cara penanganan masalah Papua dengan cara-cara represif tersebut. Halmana akan semakin membuat orang papua membenci pemerintah RI, dan hasrat untuk memisahkan diri semakin kuat.
Bahwa dugaan apa yang terjadi di video tersebut memang benar-benar terjadi, dilakukan oleh anggota TNI terhadap orang Papua. Bagaimana sakit hatinya orang Papua menyaksikan adegan tersebut.
Kalau pemerintah, khususnya TNI tidak mau terjadi hal-hal yang lebih serius lagi, maka tiada pilihan lain, selian melakukan penyelidikan segera, apabila terbukti pelakunya segera ditangkap, dipecat, dan diadili, dihukum seberat-beratnya. Kalau tidak begitu, bisa dianggap memang begitulah cara TNI menangani tawanan/tahananya. Kejam dan biadab!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar